Restoran Cina ini menempati bangunan tua bersejarah gaya Cina-Eropa. Menu andalannya, dim sum, bebek Peking, dan sup burung dara yang lezat. Supnya tersaji dalam bilah bambu yang wangi dan panas mengepul. Slruup...hangat mengelus lidah. Sungguh istimewa!
Bagi urang Bandung, tentulah sudah tak asing dengan restoran Huang Chao (King Dynasty) yang menempati bangunan eks Hotel Surabaya. Bangunan bergaya Cina-Eropa tersebut berdiri sejak tahun 1884. Karenanya menjadi bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah Bandung. Tahun 2010 direnovasi sebagai bagian dari Hotel Carrcadin.
Sentuhan gaya Oriental terlihat dari lantai, pintu kayu hingga yang dipenuhi ukiran kayu. Sedangkan gaya Eropa terlacak dari langit-langit tinggi dan stained glass sebagai ornamen. Wah, serasa menyusuri lorong masa kejayaan Eropa.
Hidangan yang ditawarka berupa paduan Cina, Asia, dan Eropa. Meski di buku menu kebanyakan didominasi oleh hidangan Cina dengan menu andalan dim sum, bebek panggang dan suki. Selain itu ada hidangan dari daging sapi dan seafood. Seperti Tumis Sapi Saus Lada Hitam, Ayam Kung Pao, Udang Goreng Mayonaise, Tim Ikan Malas, dan lain-lain.
Sebagai hidangan pembuka saya tidak melewatkan Sup Burung Dara yang jadi andalan Huang Chao. Sup ini disajikan dalam wadah dari potongan bilah bambu. Isian sup yang berwarna putih seperti tahu mengendap di dasar bambu dengan kuah bening hingga ke bibir bambu.
Saat kuahnya dihirup slurpp... wah rasanya gurih-gurih segar. Isinya berupa cincangan daging burung dara yang gurih tanpa aroma anyir. Di kalangan masyarakat Cina, Sup Burung Dara dikenal dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Aroma bambu yang harum pun menambah enak sup yang gurih ringan ini.
Aneka dim sum pun jadi andalan resto ini. Dim sum kukus disajikan dalam klakat bambu yang panas mengepul. Bakpao isi ikan asinnya berkulit empuk, isinya yang berwarna kekuningan terasa gurih-gurih manis. Sedangkan pangsit goreng disajikan dengan mayones. Kulitnya krenyes renyah dan udang utuh tersembul di dalamnya. Wouww... gurih kenyal dan renyah!
Kejutan istimewa datang dari hakau udang. Kulitnya transparan, lembut lentur berisi dua buah udang besar yang masih kenyal renyah. Begitu pula dengan siomay yang gendut berisi cincangan daging ayam dan udang. Hangat mengepul. Pas disantap dengan iringan teh oolong sebagai santapan pembuka.
Hidangan utama tak kalah mempesona dengan sajian pembuka. Bebek Panggang, Ikan Malas dengan Superior Kecap Asin, serta Kailan Dua Rasa. Semua menu tersaji dalam porsi besar. Daging bebek panggang Peking ini tidak terlalu tebal dengan lapisan lemak tipis. Empuk, juicy dan gurih dengan kulit garing renyah di bagian luar. Celupan saus hoisin menyempurnakan kelezatan bebek panggang ini.
Ikan malas atau ikan gabus yang berdaging tebal lembut dengan potongan daun bawang dan daun ketumbar. Kenyal gurih dengan sapuan gurih kecap asin. Sajian ikan sederhana ini justru sangat menonjol rasa gurih alaminya. Disantap hingga ke bagian kepalanya tetap juara rasanya!
Meskipun berupa sayuran, Kailan Dua Rasa inipun punya rasa istimewa. Kailan muda dimasak dengan dua macam rasa yaitu kailan tumis bawang putih dan kailan cabe garam. Ada sensari renyah gurih sekaligus gurih-gurih pedas. Hmm... sayuran yang satu inipun memberikan sensasi lezat di lidah.
Untuk 1 ekor bebek panggang utuh saya tebus seharga Rp 238.000,00 dan Kailan 2 Rasa Rp 88.000,00. Sedangkan ikan malas dihargai Rp 48.000,00/gram. Harga yang tak terlalu mahal karena porsinya cukup dimakan 4-6 orang. Nah, kalau ke Bandung bersama keluarga bisa mampir ke Huang Chao yang komplet ini!
Bagi urang Bandung, tentulah sudah tak asing dengan restoran Huang Chao (King Dynasty) yang menempati bangunan eks Hotel Surabaya. Bangunan bergaya Cina-Eropa tersebut berdiri sejak tahun 1884. Karenanya menjadi bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah Bandung. Tahun 2010 direnovasi sebagai bagian dari Hotel Carrcadin.
Sentuhan gaya Oriental terlihat dari lantai, pintu kayu hingga yang dipenuhi ukiran kayu. Sedangkan gaya Eropa terlacak dari langit-langit tinggi dan stained glass sebagai ornamen. Wah, serasa menyusuri lorong masa kejayaan Eropa.
Hidangan yang ditawarka berupa paduan Cina, Asia, dan Eropa. Meski di buku menu kebanyakan didominasi oleh hidangan Cina dengan menu andalan dim sum, bebek panggang dan suki. Selain itu ada hidangan dari daging sapi dan seafood. Seperti Tumis Sapi Saus Lada Hitam, Ayam Kung Pao, Udang Goreng Mayonaise, Tim Ikan Malas, dan lain-lain.
Sebagai hidangan pembuka saya tidak melewatkan Sup Burung Dara yang jadi andalan Huang Chao. Sup ini disajikan dalam wadah dari potongan bilah bambu. Isian sup yang berwarna putih seperti tahu mengendap di dasar bambu dengan kuah bening hingga ke bibir bambu.
Saat kuahnya dihirup slurpp... wah rasanya gurih-gurih segar. Isinya berupa cincangan daging burung dara yang gurih tanpa aroma anyir. Di kalangan masyarakat Cina, Sup Burung Dara dikenal dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Aroma bambu yang harum pun menambah enak sup yang gurih ringan ini.
Aneka dim sum pun jadi andalan resto ini. Dim sum kukus disajikan dalam klakat bambu yang panas mengepul. Bakpao isi ikan asinnya berkulit empuk, isinya yang berwarna kekuningan terasa gurih-gurih manis. Sedangkan pangsit goreng disajikan dengan mayones. Kulitnya krenyes renyah dan udang utuh tersembul di dalamnya. Wouww... gurih kenyal dan renyah!
Kejutan istimewa datang dari hakau udang. Kulitnya transparan, lembut lentur berisi dua buah udang besar yang masih kenyal renyah. Begitu pula dengan siomay yang gendut berisi cincangan daging ayam dan udang. Hangat mengepul. Pas disantap dengan iringan teh oolong sebagai santapan pembuka.
Hidangan utama tak kalah mempesona dengan sajian pembuka. Bebek Panggang, Ikan Malas dengan Superior Kecap Asin, serta Kailan Dua Rasa. Semua menu tersaji dalam porsi besar. Daging bebek panggang Peking ini tidak terlalu tebal dengan lapisan lemak tipis. Empuk, juicy dan gurih dengan kulit garing renyah di bagian luar. Celupan saus hoisin menyempurnakan kelezatan bebek panggang ini.
Ikan malas atau ikan gabus yang berdaging tebal lembut dengan potongan daun bawang dan daun ketumbar. Kenyal gurih dengan sapuan gurih kecap asin. Sajian ikan sederhana ini justru sangat menonjol rasa gurih alaminya. Disantap hingga ke bagian kepalanya tetap juara rasanya!
Meskipun berupa sayuran, Kailan Dua Rasa inipun punya rasa istimewa. Kailan muda dimasak dengan dua macam rasa yaitu kailan tumis bawang putih dan kailan cabe garam. Ada sensari renyah gurih sekaligus gurih-gurih pedas. Hmm... sayuran yang satu inipun memberikan sensasi lezat di lidah.
Untuk 1 ekor bebek panggang utuh saya tebus seharga Rp 238.000,00 dan Kailan 2 Rasa Rp 88.000,00. Sedangkan ikan malas dihargai Rp 48.000,00/gram. Harga yang tak terlalu mahal karena porsinya cukup dimakan 4-6 orang. Nah, kalau ke Bandung bersama keluarga bisa mampir ke Huang Chao yang komplet ini!
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Post a Comment
jangan lupa buat ninggalin komen yaa....
boleh kopas kok.. tapi kasih link ke http://gilapc.com/ yaa...
terima kasih kunjungannya... :)