Berprofesi sebagai pemulung tak menyurutkan tekat Sunaryo (60) dan istrinya, Rumini (59), untuk pergi ke tanah suci. Fakta bahwa dirinya hanya berprofesi sebagai pemulung tak melunturkan keyakinan bahwa haji adalah sebuah panggilan.
Begi keduanya tidak ada sesuatu yang mustahil jika Allah SWT berkehendak. Berbekal tekad yang kuat serta rajin menabung, doa mereka pun dikabulkan. Jika tak ada aral melintang Warga Kampung Brengkelan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah itu akan berangkat menunaikan rukun Islam yang kelima pada 15 September 2013.
Dalam kesehariannya, selepas subuh Sunaryo harus keliling kampung untuk memungut sampah lalu dibuang ke tempat penampungan sementara. Sunaryo wajib memungut sampah yang ada di dua rukun tetangga.
Suami istri, asli Kebumen itu sudah mencari nafkah di Kampung Brengkelan sejak 1970-an. Awalnya menjadi penarik becak atas kesepakatan warga melalui dasawisma, Sunaryo mendapat tugas mengambili sampah warga dengan gerobak yang sudah disediakan.
Dari hasil pekerjaanya itu, Sunaryo mendapat upah Rp325 ribu per bulan. Kendati demikian, dia yakin bisa berangkat menunaikan ibadah haji atas panggilan Allah. Meski hanya bekerja sebagai pemungut sampah, Sunaryo dan istri tidak pernah minder.
Keduanya justru bangga karena bisa menunaikan ibadah haji atas jerih payah sendiri. Sunaryo dan istrinya pun ikhlas menghabiskan tabungan hasil kerjanya memulung sampah selama bertahun-tahun agar bisa beribadah memenuhi panggilan datang ke baitullah.
okezone.com
Begi keduanya tidak ada sesuatu yang mustahil jika Allah SWT berkehendak. Berbekal tekad yang kuat serta rajin menabung, doa mereka pun dikabulkan. Jika tak ada aral melintang Warga Kampung Brengkelan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah itu akan berangkat menunaikan rukun Islam yang kelima pada 15 September 2013.
Dalam kesehariannya, selepas subuh Sunaryo harus keliling kampung untuk memungut sampah lalu dibuang ke tempat penampungan sementara. Sunaryo wajib memungut sampah yang ada di dua rukun tetangga.
Suami istri, asli Kebumen itu sudah mencari nafkah di Kampung Brengkelan sejak 1970-an. Awalnya menjadi penarik becak atas kesepakatan warga melalui dasawisma, Sunaryo mendapat tugas mengambili sampah warga dengan gerobak yang sudah disediakan.
Dari hasil pekerjaanya itu, Sunaryo mendapat upah Rp325 ribu per bulan. Kendati demikian, dia yakin bisa berangkat menunaikan ibadah haji atas panggilan Allah. Meski hanya bekerja sebagai pemungut sampah, Sunaryo dan istri tidak pernah minder.
Keduanya justru bangga karena bisa menunaikan ibadah haji atas jerih payah sendiri. Sunaryo dan istrinya pun ikhlas menghabiskan tabungan hasil kerjanya memulung sampah selama bertahun-tahun agar bisa beribadah memenuhi panggilan datang ke baitullah.
okezone.com
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Post a Comment
jangan lupa buat ninggalin komen yaa....
boleh kopas kok.. tapi kasih link ke http://gilapc.com/ yaa...
terima kasih kunjungannya... :)