Menghadapi anak yang sedang tumbuh menjadi remaja tidaklah mudah. Anak terkadang bisa menjadi sangat sulit untuk dihadapi dan orangtua merasa tindakan tersebut sebagai suatu bentuk perlawanan. Salah satu penyebab anak menjadi kerap melawan apapun perkataan dan permintaan orangtuanya adalah karena metode komunikasi yang salah.
Psikolog dari Personal Growth Monica Sulistiawati menjelaskan apa saja kesalahan orangtua saat mengobrol atau berkomunikasi dengan anak remajanya saat ditemui di kantor lembaga konseling tersebut di Jl. Taman Aries, Jakarta Barat, akhir pekan lalu. Berikut ini empat kesalahan yang dijelaskan Monica tersebut:
1. Bertengkar
Saat berkomunikasi dengan anak yang sudah remaja, orangtua merasa selalu saja berakhir dengan pertengkaran. Kenapa malah berakhir dengan bertengkar? Menurut Monica, ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Misalnya salah intonasi atau nada dan pemilihan kata yang salah.
2. Satu Arah
Jenis komunikasi ini biasanya berisi kritikan atau suruhan Misalnya Anda memarahi anak yang bangun kesiangan tanpa lebih dulu bertanya kenapa dia bangun siang.
3. Nggak Nyambung
Orangtua juga kerap melontarkan perkataan atau jawaban yang tidak nyambung dengan pembicaraan anak. Contohnya ketika anak berniat curhat mengenai seseorang yang disukainya, Anda malah mengatakan kalau dia seharusnya tidak memikirkan mengenai pria dan fokus belajar. Menurut Monica, ini sudah berbeda konteks dan bisa membuat anak frustasi.
4. Tidak Ada Komunikasi
Ini adalah kesalahan paling fatal. Meskipun memang tidak ada pertengkaran, tapi yang terjadi bisa membuat anak jadi semakin jauh dari orangtuanya.
Setelah mengetahui empat kesalahan tersebut, Monica juga menjelaskan cara yang sebaiknya dilakukan orangtua ketika berkomunikasi dengan anak remajanya. Apa saja?
- Bangun Komunikasi Efektif
Efektif di sini berarti Anda dan anak harus saling memahami. Jangan hanya mau dipahami saja keinginannya oleh anak, orangtua pun harus mengetahui apa yang diinginkan buah hatinya. Saat berkomunikasi hindari penggunaan kata-kata yang bisa mengarah ke bullying, sepertin menyebutnya 'bodoh'. Ingatlah untuk mengucapkan kata seperti terimakasih dan tolong, yang meskipun sederhana tapi berarti.
Dalam berkomunikasi, berusahalah menjadi pendengar yang baik. Perhatikan intonasi, ekspresi dan bahasa tubuh.
- Empati
Saat berkomunikasi dengan anak, Anda juga harus berusaha berempati. Coba posisikan diri berada di posisi anak. Empati ini penting sehingga Anda memahami kenapa dia kerap menolak permintaaan Anda. Misalnya ketika anak diminta langsung mandi atau segera belajar saat pulang dari sekolah di sore hari. Jika tidak memahami posisi anak, orangtua tak akan tahu kalau anak merasa mereka sudah lelah seharian berada di sekolah dan perlu 'istirahat' sebentar di rumah sebelum memulai aktivitas lainnya.
- Relate
Agar komunikasi dengan anak berjalan baik, orangtua sebaiknya memahami apa yang sedang disukai anak baik itu soal film, musik, band dan lain-lain. Investasikan waktu Anda untuk mengetahui apa yang tengah digandrunginya agar ketika mengobrol dengannya bisa lebih 'nyambung'. Dengan belajar mengetahui kesukaan anak, Anda jadi lebih muda untuk masuk ke dunia mereka.
- Total
Ketika tengah bersama anak, berusahalah untuk mendedikasikan seluruh waktu tersebut untuknya. Lupakan dulu sejenak gadget Anda. Benar-benar jadi pendengar yang baik untuknya.
- Terapkan 5K
Terapkan prinsip 5K yaitu: Kasih, Konsekuen, Konsisten, Kompromi dan Kompak. Dengan menerapkan 5K ini orangtua bisa menerima anak apa adanya, komitmen pada kesepakatan bersama yang telat dibuat, konsisten untuk membentuk perilaku anak, mau berkompromi atau fleksibel dan kompak bersama pasangan.
http://wolipop.detik.com
Psikolog dari Personal Growth Monica Sulistiawati menjelaskan apa saja kesalahan orangtua saat mengobrol atau berkomunikasi dengan anak remajanya saat ditemui di kantor lembaga konseling tersebut di Jl. Taman Aries, Jakarta Barat, akhir pekan lalu. Berikut ini empat kesalahan yang dijelaskan Monica tersebut:
1. Bertengkar
Saat berkomunikasi dengan anak yang sudah remaja, orangtua merasa selalu saja berakhir dengan pertengkaran. Kenapa malah berakhir dengan bertengkar? Menurut Monica, ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Misalnya salah intonasi atau nada dan pemilihan kata yang salah.
2. Satu Arah
Jenis komunikasi ini biasanya berisi kritikan atau suruhan Misalnya Anda memarahi anak yang bangun kesiangan tanpa lebih dulu bertanya kenapa dia bangun siang.
3. Nggak Nyambung
Orangtua juga kerap melontarkan perkataan atau jawaban yang tidak nyambung dengan pembicaraan anak. Contohnya ketika anak berniat curhat mengenai seseorang yang disukainya, Anda malah mengatakan kalau dia seharusnya tidak memikirkan mengenai pria dan fokus belajar. Menurut Monica, ini sudah berbeda konteks dan bisa membuat anak frustasi.
4. Tidak Ada Komunikasi
Ini adalah kesalahan paling fatal. Meskipun memang tidak ada pertengkaran, tapi yang terjadi bisa membuat anak jadi semakin jauh dari orangtuanya.
Setelah mengetahui empat kesalahan tersebut, Monica juga menjelaskan cara yang sebaiknya dilakukan orangtua ketika berkomunikasi dengan anak remajanya. Apa saja?
- Bangun Komunikasi Efektif
Efektif di sini berarti Anda dan anak harus saling memahami. Jangan hanya mau dipahami saja keinginannya oleh anak, orangtua pun harus mengetahui apa yang diinginkan buah hatinya. Saat berkomunikasi hindari penggunaan kata-kata yang bisa mengarah ke bullying, sepertin menyebutnya 'bodoh'. Ingatlah untuk mengucapkan kata seperti terimakasih dan tolong, yang meskipun sederhana tapi berarti.
Dalam berkomunikasi, berusahalah menjadi pendengar yang baik. Perhatikan intonasi, ekspresi dan bahasa tubuh.
- Empati
Saat berkomunikasi dengan anak, Anda juga harus berusaha berempati. Coba posisikan diri berada di posisi anak. Empati ini penting sehingga Anda memahami kenapa dia kerap menolak permintaaan Anda. Misalnya ketika anak diminta langsung mandi atau segera belajar saat pulang dari sekolah di sore hari. Jika tidak memahami posisi anak, orangtua tak akan tahu kalau anak merasa mereka sudah lelah seharian berada di sekolah dan perlu 'istirahat' sebentar di rumah sebelum memulai aktivitas lainnya.
- Relate
Agar komunikasi dengan anak berjalan baik, orangtua sebaiknya memahami apa yang sedang disukai anak baik itu soal film, musik, band dan lain-lain. Investasikan waktu Anda untuk mengetahui apa yang tengah digandrunginya agar ketika mengobrol dengannya bisa lebih 'nyambung'. Dengan belajar mengetahui kesukaan anak, Anda jadi lebih muda untuk masuk ke dunia mereka.
- Total
Ketika tengah bersama anak, berusahalah untuk mendedikasikan seluruh waktu tersebut untuknya. Lupakan dulu sejenak gadget Anda. Benar-benar jadi pendengar yang baik untuknya.
- Terapkan 5K
Terapkan prinsip 5K yaitu: Kasih, Konsekuen, Konsisten, Kompromi dan Kompak. Dengan menerapkan 5K ini orangtua bisa menerima anak apa adanya, komitmen pada kesepakatan bersama yang telat dibuat, konsisten untuk membentuk perilaku anak, mau berkompromi atau fleksibel dan kompak bersama pasangan.
http://wolipop.detik.com
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Post a Comment
jangan lupa buat ninggalin komen yaa....
boleh kopas kok.. tapi kasih link ke http://gilapc.com/ yaa...
terima kasih kunjungannya... :)