Asal-usul penggunaan nama restaurant bisa ditelurusi ke abad ke-16, ketika istilah ini pertama kali ditemukan di Prancis. sampai zaman Romawi Kuno kuno (abad ke-2). Berasal dari kata Prancis restaurer atau restore yang artinya pembangkitkan tenaga. Spesifiknya istilah ini dipakai untuk sajian sup yang sarat kaldu.
Cerita tersebut sungguh berbeda dengan arti kata restaurant yang berkembang pada akhir abad ke-18. Di masa ini, resto diartikan sebagai ruang kecil di sebuah pondokan (tavern), tempat para pelancong mengisi perut. Makanan yang disajikan merupakan hidangan sederhana dengan bahan baku dari sekitar pondokan.
Terobosan konsep terjadi sekitar tahun 1782, ketika restoran yang terletak di Rue De Richelieu, Paris, menulis daftar makanan dalam menu. Makanan kemudian disajikan dalam porsi personal dan setiap tamu dilayani satu per satu. Menu yang dikeluarkan pun tidak sekaligus, melainkan bertahap.
Perkembangan pesat terjadi justru karena Revolusi Prancis. Waktu itu berbagai guild —semacam serikat para tukang dan perajin yang mengatur perizinan kerja dan usaha— dibubarkan, memudahkan orang untuk membuka restoran.
Peluang ini ditangkap oleh para pelayan dan koki kaum bangsawan yang kehilangan majikannya yang dipancung atau melarikan diri. Untuk menghidupi diri, mereka membuka restoran sendiri. Perkembangan restoran pun didukung oleh urbanisasi dan munculnya kelas menengah yang terdiri dari para profesional dan orang bisnis.
Kini restoran berkembang menjadi dua jenis, yakni restoran kasual yang menyajikan makanan sehari-hari untuk para pekerja yang tak sempat pulang ke rumah untuk makan. Dan, fine dining yaitu restoran dengan tampilan eksklusif dan makanan yang disajikan lebih artistik menggunakan peralatan makan mewah.
Jenis restoran kasual di dunia termasuk di Prancis sendiri banyak dipengaruhi oleh gaya hidup Amerika. Contohnya, cafetaria (kantin di perkantoran atau sekolah), rest-stop restaurant (resto di pinggir jalan tol), fast food restaurant (resto cepat saji), hingga bistro (resto kecil yang punya bar dan memberi pelayanan cepat).
www.femina.co.id
Cerita tersebut sungguh berbeda dengan arti kata restaurant yang berkembang pada akhir abad ke-18. Di masa ini, resto diartikan sebagai ruang kecil di sebuah pondokan (tavern), tempat para pelancong mengisi perut. Makanan yang disajikan merupakan hidangan sederhana dengan bahan baku dari sekitar pondokan.
Terobosan konsep terjadi sekitar tahun 1782, ketika restoran yang terletak di Rue De Richelieu, Paris, menulis daftar makanan dalam menu. Makanan kemudian disajikan dalam porsi personal dan setiap tamu dilayani satu per satu. Menu yang dikeluarkan pun tidak sekaligus, melainkan bertahap.
Perkembangan pesat terjadi justru karena Revolusi Prancis. Waktu itu berbagai guild —semacam serikat para tukang dan perajin yang mengatur perizinan kerja dan usaha— dibubarkan, memudahkan orang untuk membuka restoran.
Peluang ini ditangkap oleh para pelayan dan koki kaum bangsawan yang kehilangan majikannya yang dipancung atau melarikan diri. Untuk menghidupi diri, mereka membuka restoran sendiri. Perkembangan restoran pun didukung oleh urbanisasi dan munculnya kelas menengah yang terdiri dari para profesional dan orang bisnis.
Kini restoran berkembang menjadi dua jenis, yakni restoran kasual yang menyajikan makanan sehari-hari untuk para pekerja yang tak sempat pulang ke rumah untuk makan. Dan, fine dining yaitu restoran dengan tampilan eksklusif dan makanan yang disajikan lebih artistik menggunakan peralatan makan mewah.
Jenis restoran kasual di dunia termasuk di Prancis sendiri banyak dipengaruhi oleh gaya hidup Amerika. Contohnya, cafetaria (kantin di perkantoran atau sekolah), rest-stop restaurant (resto di pinggir jalan tol), fast food restaurant (resto cepat saji), hingga bistro (resto kecil yang punya bar dan memberi pelayanan cepat).
www.femina.co.id
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Post a Comment
jangan lupa buat ninggalin komen yaa....
boleh kopas kok.. tapi kasih link ke http://gilapc.com/ yaa...
terima kasih kunjungannya... :)