Pages

 

Friday, March 29, 2013

Kisah Preman dari Yogyakarta, Mulai Jago Bahasa Inggris sampai yang Kuliah

0 komentar


Ada tiga kategorisasi preman di Yogyakarta dalam penelitian Ulil Amri saat meneliti preman di Yogyakarta pada 2004-2005. Kategorisasi itu, menurut Ulil, adalah menelusuri tokoh penting preman sesuai dengan level kekuasaannya dan aset kapitalnya dalam jagat hitam di Yogyakarta.

"Kategorisasi itu hanya pembagian saja, tiga orang yang saya telisik dan temui adalah tokoh-tokoh preman kondang di Yogyakarta saat itu," kata Ulil saat dihubungi merdeka.com pada Kamis (28/3) malam.

Ulil menjelaskan, nama-nama tokoh dalam penelitian disamarkan, seperti perjanjiannya dengan tokoh dan informan yang digunakan dalam penelitian saat itu.

Dalam kategori itu, Ulil memetakan tokoh preman sesuai dengan tingkat kekuasaannya hingga aset kapital yang dikelolanya. Menurut Ulil, tidak selamanya preman hanya mengandalkan otot semata. Dalam penelitian Ulil, dia menemukan preman di Yogya yang memiliki kemampuan lobi, dekat dengan pejabat atau tokoh masyarakat, menguasai bahasa asing, bahkan sampai kuliah. Tokoh ini, menurut Ulil, adalah tokoh preman paling atas.

Kategori kedua adalah preman menengah. Preman jenis ini, menurut Ulil, dalam tugasnya hanyalah sebagai operator. Misal pelaksana lokasi perjudian di Pasar Terban atau di kawasan Pasar kembang, Yogyakarta. Posisi ini biasanya dipengaruhi, karena kurangnya kemampuan lobi dan pergaulan yang terbatas belum sampai pada tataran elit dan pejabat.

Sedangkan kategori yang ketiga, menurut Ulil adalah preman kecil. Preman yang hanya mengandalkan otot semata. Kategori ini, menurut Ulil biasanya adalah yang paling bawah, yang paling sering diperintah oleh dua kategori di atasnya atau hanya sebagai pesuruh biasa dan tidak memiliki daerah kekuasaan.

Kasus preman yang bisa menjadi besar bukanlah berhadapan dengan sesama preman. Justru menurut Ulil yang paling besar adalah, jika preman bentrok atau ribut dengan pihak kepolisian atau militer. Tidak jarang, preman juga akrab dengan para penjaga keamanan negara dengan upeti yang telah disetorkan.

Di sisi lain, dalam penelitian Ulil, kadang seorang preman bisa naik kelas dan disegani kalau sudah bisa menghabisi sosok kalangan militer atau polisi saat bentrok. Dalam penjelasan Ulil, biasanya setelah keluar penjara, tawaran kerja sebagai penjaga keamanan kawasan tertentu atau pekerjaan lainnya. Tapi menurut Ulil, hal bisa menjadi masalah besar bagi preman jika bermasalah dengan militer seperti keributan di Hugo's Kafe kemarin.




http://www.merdeka.com

0 komentar:

Post a Comment

jangan lupa buat ninggalin komen yaa....

boleh kopas kok.. tapi kasih link ke http://gilapc.com/ yaa...

terima kasih kunjungannya... :)