Pages

Monday, November 26, 2012

Legenda Seribu Apem Bengawan Solo




Apem sewu adalah tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat di kampung sewu Solo setiap pertengahan bulan Dzulhijah (bulan menurut kalender islam) dengan membuat apem sebanyak 1000 apem untuk dibagikan kepada masyarakat yang menghadiri.  Tradisi ini berawal dari amanah Ki Ageng Gribig kepada seluruh masyarakat untuk membuat apem sebanyak 1000 apem sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan karena desa sebagai tempat tinggal mereka terhindar dari bencana.  Konon apem ini membawa berkah, sehingga masyarakatpun memperebutkannya. Acara untuk tahun ini diadakan pada minggu 11 November 2012.



Kue yang berbahan dasar tepung beras ini sebelum dibagikan diarak keliling kampung dari lapangan sewu menuju tempat yang konon sebagai berlabuhnya kapal.  Memang dipinggir kampung ini melintas sungai Bengawan Solo yang amat tersohor itu.  Apem disusun berbentuk kerucut seperti gunungan.


Tradisi ini telah berlangsung sejak jaman dahulu, namun semenjak tahun 2006 diambil alih Pemerintah Kota Solo dengan menambah acara festival gethek yang memanfaatkan sungai Bengawan Solo.  Festival ini juga mengingatkan kita bagaimana kejayaan sungai Bengawan Solo sebagai jalur transportasi di kota Solo.  Peran pemerintah Kota Solo diabadikan dalam prasasti.


Gethek atau rakit adalah alat transportasi di sungai berbahan bambu yang disususn melebar dan diikat.  Cara berjalannya dengan bantuan galah bambu sebagai pengatur arah.  Tahun ini mengalami penurunan peserta yang hanya belasan.  Mereka menghias gethek dengan menarik.  Bapak Walikota Surakarta FX Rudyatmo ikut memeriahkan acara ini.


Namun kemeriahan ini terkendala oleh sungai yang mengalami pendangkalan sehingga banyak gethek yang kandas.  Sungai bengawan Solo kini tak seindah yang digambarkan Alm Gesang dalam lagunya Bengawan Solo.  Selain dangkal banyak sampah ditemukan di pinggir sungai.  Ada baiknya mengembalikan keindahan sungai Bengawan Solo sebagai jalur transportasi dengan melakukan pengerukan dan pembersihan.  Setidaknya dapat dijadikan wisata air, menelusuri sungai dengan cerita sejarahnya dan tradisi apem sewu pun lestari.






sosbud.kompasiana.com

No comments:

Post a Comment

jangan lupa buat ninggalin komen yaa....

boleh kopas kok.. tapi kasih link ke http://gilapc.com/ yaa...

terima kasih kunjungannya... :)